“Dilakukan testing reguler dan juga dengan meningkatkan kapasitas kesehatan terutama fasilitas karantina di tiap-tiap daerah, kalau ternyata terjadi klaster baru, maka secepatnya dilakukan karantina. Artinya tiap daerah, dinas kesehatannya harus menyiapkan tempat karantina dan juga meningkatkan kapasitas untuk treatment rumah sakit yang ada di kabupaten/kota maupun provinsi. Kita mengantisipasi jangan sampai nanti terjadi lonjakan dari tatap muka ini,” imbuhnya.
Terkait masalah dukungan anggaran, Mendagri meminta agar memprioritaskan daerah yang kapasitas fiskalnya rendah dan berada di zona merah-oranye untuk diberikan bantuan.
“Kami menyarankan dari pusat terutama Kemendikbud, dan Kementerian Kesehatan dapat memberikan bantuan melalui mekanisme dana dekonsentrasi kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusat di daerah, atau bisa langsung kepada bupati atau walikota melalui mekanisme dana tugas pembantuan,” jelasnya.
Terakhir Mendagri mengingatkan untuk menghindari kegiatan kerumunan di lingkungan pendidikan, terutama di bidang ekstrakurikuler seperti olahraga, kesenian maupun upacara. Juga tetap mensosialisasikan 3M di lingkungan sekolah dengan memakai masker, mencuci tangan dengan air (hand sanitizer) dan menjaga jarak.
“Jangan sampai terjadi kerumunan karena sudah sekian bulan euforia kemudian lepas kendali. Terjadi pengumpulan kerumunan anak-anak, sehingga terjadi penularan,” tutur Tito Karnavian. (Arf/Red)
Source: Puspen Kemendagri.