Close Ads

Iklan - Scroll untuk membaca artikel ↓

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Advertisement


Aksi Damai Alumni STISIP Yuppentek, Tuntut Rektor Mundur

Kota Tangerang  

Advertisement

KOTA TANGERANG – Tuntut Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Ilmu Politik (STISIP) Yuppentek Tangerang untuk mundur, elemen Alumni STISIP Yuppentek Gelar aksi damai di depan kampus, kawasan pendidikan Cikokol, Kota Tangerang, Rabu (29/7/2020).

Direktur Hubtarga Iluni STISIP Yuppentek, San Rodi Kucai dalam curhat mahasiswa dan alumni menyampaikan tiga persoalan, yakni turunkan Ketua STISIP Yuppentek, stop politisasi kampus dan reformasi manajemen kampus.

“Ketua STISIP Yuppentek itu ASN di Pemkot Tangerang, namun turut hadir dan melakukan orasi di depan Pemkot Tangerang, saat Love Moment,” kata Kucai.

Bukan itu saja, Kucai juga meminta adanya perbaikan manajemen kampus. Ia menilai saat ini kampus tersebut mengalami kemerosotan.

“Saya minta dengan hormat Kang Mas Bambang beserta civitas akademi agar lebih meningkatkan pendidikan di STISIP Yuppentek,” ujar Kucay.

Kucai menambahkan, sebelum curhat mahasiswa dan alumni digelar, telah tersiar kabar isu hoax di WhatsApp bahwa aksi tersebut ‘chaos’

Terpisah, Ketua Umum Ikatan Alumni (Iluni) STISIP Yuppentek Kaonang mengungkapkan, pihaknya mendapat kabar hoax tersebut dari anggota Iluni. Untuk menjaga physical distancing, sejumlah alumni sekolah tinggi tersebut tidak turut bersama Kucai, mereka memantau di luar lokasi.

“Sejujurnya kita orang yang sangat mencintai kampus STISIP Yuppentek. Kampus ini perlu evaluasi bersama. Kalau di satu pihak menyatakan sukses banget, di lain pihak kita harus mampu mengevaluasi. Kalau kita ga mampu mengevaluasi, ya selamanya kampus itu seperti ini, stagnan. Ini tidak bisa dibiarkan, harus ada reformasi manajemen,” ungkap Kaonang.

Baca juga:  Diduga Ada Hotel Esek-esek di Kota 'Akhlakul Karimah' Pemkot Tangerang Akan Berikan Sanksi

Ia menegaskan, jangan sampai Ketua STISIP Yuppentek sibuk melakukan hal-hal di luar, padahal kampus memerlukan pemikiran konsentrasi dari ketua. Ini, lanjut Kaonang adalah urusan internal, orang lain tidak perlu ikut campur.

Sementara Penasehat ikatan alumni tersebut, Marwan mengatakan, Ketua STISIP Yuppentek sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) jangan berpolitik praktis. Bila ingin berpolitik praktis, maka jangan jadi ASN.

“Sebagai alumni kami keberatan dengan sepak terjang ketua sekolah tinggi tersebut, yang melakukan aksi turun ke jalan,” tukasnya.

Sekretaris Iluni STISIP Yuppentek, Budi Permana mengungkapkan, hendaknya ketua sekolah tinggi tersebut membenahi rumah tangga internal. Menurutnya sangat sia-sia bila ketua berkeinginan membenahi yang di luar, sedangkan di dalam rumah tangga sendiri belum baik.

“Berangkat dari pemikiran yang sama dari mahasiswa yang curhat ke alumni, hal ini kita sampaikan dalam penyampaian aspirasi ini,” ujar Budi Permana.

Hendrianto, dosen kampus tersebut turut mengungkapkan rasa keprihatinannya. Menurutnya, Ketua STISIP Yuppentek tidak harus bekerja dan memikirkan eksternal, tapi harus memaksimalkan manajemen internal.

Menanggapi curhatan tersebut, Ketua STISIP Yuppentek Bambang Kurniawan menjelaskan dirinya merasa bukan diktator. Ia juga mengaku tidak pernah memusuhi orang.

Mengenai sejumlah tuntutan mahasiswa, kata Bambang, pihaknya telah memenuhi sebagian tuntutan dimaksud.

Soal tuntutan yang digaungkan Kucai dalam curhatan tersebut, yakni turunkan Ketua STISIP Yuppentek, menurut Bambang menurunkan itu harus ada aturannya.

Baca juga:  Nekat Mudik, Pemudik Di Tangerang Rela Duduk Dibagasi Bus Agar Terhindar Razia

“Menurunkan seseorang itu ada aturannya,” tegas Ketua STISIP Yuppentek Bambang Kurniawan yang akrab disapa Mas Bengbeng.

Dalam kesempatan itu Mas Bengbeng juga memaparkan capaian kinerja positif dirinya dalam memimpin sekolah tinggi tersebut.

“Diawal saya sudah mendengar apa yang bang kucai bicarakan, dan kedua saya bicara gantian jadi saling bicara dan mendengar,” ujar Bengbeng.

Menurutnya, budaya dialog di Kota Tangerang harus dikedepankan, siapapun pemimpinnya baik pemerintahan atau perguruan tinggi, ormas dan yang lain. Tanpa ada komunikasi yang baik, semua akan mandek.

“Hari ini saya mendengar apa yang disampaikan, tapi kalau dibandingkan data yang dimiliki kampus saya tidak ingin dikatakan Yuppentek tidak ada kemajuan, kata Bengbeng.

“Mahasiswa kita saja tercatat ada 520 orang, untuk 2 program studi yaitu ilmu pemerintahan dan administrasi bisnis,” imbuhnya.

Bengbeng juga menyebutkan, lembaga yang dipimpinnya adalah Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Ilmu Politik. Jadi, kata dia, hal yang lumrah bila berpolitik.

“Saya tidak boleh mengintervensi mahasiswa terkait kegiatan aksi-aksi silahkan itu proses pembelajaran mereka,” jelasnya.

Kepada para mahasiswa ia berpesan, mahasiswa harus menjadi insan akademik yang nakal dalam arti tanda petik, kritikel tingkingnya harus bagus jadi stand of kritikelnya.

“Mereka harus berfikir kritis dan independensitasnya harus bagus jangan jadi mahasiswa masih bergantung sama yang lain-lain, harus punya integritas tinggi karena kampus adalah benteng terakhir membangun idealisme,” pungkasnya. (Dhi/Red)

Advertisement

Scroll to Continue With Content

Advertisement