KABUPATEN TANGERANG – Penggunaan bahasa berita yang semakin tak terkendali pada media-media daring memicu gagasan pada dua orang penulis dan wartawan. Gagasan Atma Drackonia dan Mohamad Romli sukses menerbitkan sebuah karya yang bisa menjadi panduan bagi wartawan dalam menulis berita.
Buku pedoman praktis bahasa berita yang disusun untuk memenuhi kebutuhan tersebut diluncurkan hari ini, Kamis 22 Oktober 2020 atas inisiasi Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Tangerang. Karya intelektual ini akan mengingatkan kita pada sosok wartawan senior Rosihan Anwar yang juga setia menjaga penggunaan bahasa Indonesia pada karya jurnalisitik.
Atma Drackonia seorang redaktur dari suarabantennews.com yang juga mengelola sebuah situs bahasa jurnalistik (zona3.id) dan grup perawat bahasa di facebook mengatakan, bahwa buku ini disusun seringkas dan sederhana mungkin untuk menjadi rujukan praktis para wartawan.
Ia juga memaparkan bahwa buku ini terdiri atas enam bab yang membahas bahasa jurnalistik dan tata bahasa Indonesia, pedoman pemakaian Bahasa Indonesia dalam pers, prinsip penulisan bahasa jurnalistik, dan hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam penulisan bahasa jurnalistik, seperti pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, logika tulisan, dan gaya bahasa.
Selain itu, buku ini juga membahas berbagai kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang sering dilakukan wartawan dan dilengkapi lampiran daftar kata baku yang sering salah penulisannya, pedoman penulisan, pedoman penempatan tanda koma, serta padanan kata dan istilah asing.
Mohamad Romli, penulis sekaligus wartawan yang menjabat Sekretaris PWI Kabupaten Tangerang menegaskan bahwa bahasa adalah cermin jiwa kita.
“Seorang wartawan wajib menjaga tata bahasa Indonesia dalam karya jurnalisitiknya karena menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sama halnya dengan merawat bangsa Indonesia,” tuturnya, Kamis (22/10/2020).
Romli yang juga menggawangi pelatihan menulis pada program Sekolah Menulis Jurnalis (SMJ) PWI Kabupaten Tangerang menekankan pentingnya penguasaan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab, menurutnya saat ini tak sedikit karya jurnalisitik wartawan pada berbagai media, terutama media daring, yang mengabaikan hal tersebut.