Close Ads

Iklan - Scroll untuk membaca artikel ↓

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Advertisement


Sejarah Makam Syekh Asnawi di Pandeglang Banten dan Keajaiban pada Tragedi Tsunami 2018

Hikmah  

Editor: Redaksi

Makam Syekh Asnawi di Pandeglang Banten. (Foto: tangkapan layar di kanal Youtube Saechu Rizal)
Advertisement

BANTEN – Kampung Caringin yang berada di Kecamatan Labuan, Pandegalang, Provinsi Banten terkenal dengan pesona laut yang sangat mempesona.

Caringin diambil dari kata beringin yang artinya pohon teduh yang rindang. Di sana terdapat makam seorang ulama pejuang bernama KH Asnawi, orang kampung biasa memanggil dengan sebutan Mama Asnawi.

Syekh Asnawi merupakan seorang ulama karismatik yang lahir di Caringin Labuan Banten. Seorang peziarah mengatakan bahwa makam Syekh Asnawi ini tidak terkena dampak tsunami pada tahun 2018 lalu.

“Pada tahun 2018 pernah terjadi tragedi tsunami, bencana yang pernah menimpa kawasan ini, banyak keajaiban yang terjadi yaitu salah tanda kebesaran Allah Swt, yakni air tidak masuk ke makam Syekh Asnawi,” tutur salah seorang peziarah dikutip dari infotangerang.co.id melalui akun Youtube Saechu Rizal, Rabu (8/2/2023).

Baca juga:  H Maskota Resmikan Tempat Wudhu Masjid Jami Baiturrahim Desa Belimbing

Awal mula pendidikan keislaman beliau dapatkan dari keluarganya yang religius, Ayahnya yang bernama Syekh Abdurahman bin Syekh Afifuddin dan ibunya Ratu Sabi’ah keturunan dari keluarga yang kental dengan ilmu agama. KH Asnawi merupakan keturunan ke 17 dari Sultan Ageng Mataram atau Raden Fattah.

Sejak usia 9 tahun sang ayah mengirim Syekh Asnawi ke Mekkah untuk menuntut ilmu. Kemudian di kota suci ini beliau bertemu Syekh Nawawi Al-Bantani yang kala itu menjadi Imam Masjidil Haram. Oleh sebab itu, Syekh Asnawi pun menjadi murid langsung dari Syekh Nawawi Al-Bantani yang terkenal dengan berbagai karyanya.

Baca juga:  Tak Hanya Umat Islam, Makam Sunan Gunung Jati Cirebon Dikunjungi Peziarah Beragama Buddha dan Konghucu, Ini Sebabnya

Karena kepandaian Syekh Asnawi yang menonjol dan juga karena sama-sama dari Banten, maka Syekh Nawawi memberikan perhatian lebih dengan mengajarkan banyak ilmu kepadanya. Hingga suatu saat dirasa cukup, maka Syekh Asnawi dipercaya mendakwahkan Islam di tanah kelahirannya, Banten.

Di tanah kelahirannya Syekh Asnawi nampak piawai dalam berdakwah sehingga menarik berbagai kalangan yang kemudian menjadi murid-muridnya. Dari sinilah kemudian Syekh Asnawi menjadi ulama terkenal dan berpengaruh.

Tahun 1937 KH Asnawi berpulang ke rahmtulloh dan dimakamkan di Masjid Salfiah Caringin. Hingga kini Masjid Salafiah Caringin dan makam beliau tak pernah sepi dari para peziarah, baik dari sekitar Banten maupun dari berbagai daerah di tanah air.

(Rdk)

Advertisement

Scroll to Continue With Content
Advertisement