BANTEN – Maraknya baliho calon yang sudah pede menjadi calon presiden (capres), legislator dan calon kepala daerah di Banten menjadi pembicaraan publik.
Komunikolog Politik dan Hukum Nasional, Tamil Selvan, mengatakan para calon tersebut seolah tidak paham bahwa jadwal sosialisasi pemilihan umum belum dimulai.
Perilaku tersebut terjadi karena para tokoh-tokoh sentral di partai politik telah lebih dulu memajang baliho sebagai calon presiden. Padahal tahapan dari KPU belum ditentukan, ini yang menjadi preseden buruk.
“Guru makan berdiri, murid makan berlari. Kira-kira ini adagium yang tepat. Tapi jika menilik Banten, pertanyaannya simpel, apakah para aktor politik yang tebar pesona, seperti caleg, kepala daerah, bahkan capres, berani dan mampu mendeklarasikan melawan mafia tanah yang berakar ini,” kata Tamil Selvan kepada wartawan, Jumat (13/1/2023).
Pria yang akrab disapa Kang Tamil ini mengatakan, jika melihat indeks prestasi diseluruh kabupaten dan kota di wilayah banten, mayoritas segala aspek terus mengalami perbaikan kecuali pertanahan. Jika masuk pada persoalan pertanahan apalagi menyangkut oknum perusahaan besar, maka seolah tidak ada pemerintah dan hukum yang membela rakyat.
“Saya sendiri menilik historical bagaimana berjuang bersama teman-teman pengamat politik dan aktivis 98, untuk berjuang mengembalikan tanah masyarakat yang dicaplok mafia tanah di Pantura Kabupaten Tangerang. Jadi ini kriteria penting, jangan sampai ada belenggu kekuatan mafia tanah dalam proses politik di Banten yang membuat penegakan hukum tidak berjalan,” ungkapnya.