KESEHATAN – infotangerang.co.id – Donor darah adalah kegiatan mulia yang dapat menyelamatkan nyawa banyak orang. Namun, sayangnya, tidak semua orang dapat menjadi pendonor darah. Palang Merah Indonesia (PMI) selaku operator, memiliki standar dan pedoman yang ketat. Hal ini untuk memastikan bahwa darah yang didonorkan aman bagi penerima dan tidak membahayakan pendonor itu sendiri.
Nah jika ada keinginan untuk mendonorkan darah, akan tetapi saat diperiksa, kita tidak memiliki standar dan pedoman yang telah ditetapkan oleh PMI. Untuk itu, penting memahami alasan-alasan utama mengapa seseorang dapat ditolak menjadi pendonor.
Berikut adalah penjelasan dari Dokter RS Sari Asih Karawaci, dr Fadli Ambara, MARS:
1. Kondisi Fisik yang Tidak Memenuhi Syarat
Beberapa kondisi fisik dapat menjadi alasan penolakan donor darah, seperti:
• Berat badan kurang dari 45 kg. Berat badan minimal diperlukan agar tubuh pendonor tidak kekurangan darah setelah mendonorkan.
• Tekanan darah tidak normal. Jika tekanan darah terlalu rendah (<100/70 mmHg) atau terlalu tinggi (>180/100 mmHg), Anda tidak diperbolehkan mendonor.
• Kadar hemoglobin (Hb) tidak memenuhi standar. Wanita harus memiliki Hb 12,5–14,0 g/dL, sedangkan pria 13,0–17,0 g/dL. Hb rendah menunjukkan anemia, sementara Hb tinggi bisa berbahaya.
• Suhu tubuh tidak normal. Jika suhu tubuh Anda tidak berada di kisaran 36–37°C, hal ini mungkin menandakan adanya infeksi atau demam.
2. Kondisi Kesehatan
Pendonor harus dalam kondisi sehat. Kita tidak boleh mendonor jika:
• Sedang sakit (flu, batuk, atau sakit tenggorokan).
• Baru menjalani operasi besar dalam 6–12 bulan terakhir.
• Memiliki penyakit kronis, seperti penyakit jantung, diabetes tidak terkontrol, atau hipertensi berat.
• Menderita penyakit menular seperti hepatitis B/C, HIV/AIDS, atau sifilis.
3. Faktor Risiko Penularan Penyakit
Beberapa gaya hidup atau kondisi tertentu dapat meningkatkan risiko penularan penyakit melalui darah, seperti:
• Penggunaan narkoba suntik.
• Memiliki banyak pasangan seksual tanpa perlindungan.
• Baru menerima transfusi darah dalam 6 bulan terakhir.
• Baru melakukan tato atau tindik (minimal harus menunggu 6 bulan).
4. Kondisi Khusus pada Wanita
Wanita hamil atau menyusui tidak diperbolehkan mendonorkan darah karena kebutuhan darah mereka sendiri meningkat selama masa ini. Selain itu, wanita yang sedang menstruasi dianjurkan menunggu hingga siklus selesai, terutama jika kadar Hb mereka rendah.
5. Konsumsi Obat-obatan
Obat tertentu, seperti antibiotik, antikoagulan, atau obat tekanan darah, dapat memengaruhi kualitas darah sehingga pendonor mungkin harus menunda donor hingga pengobatan selesai.
6. Usia dan Persiapan Donor
Usia ideal untuk donor darah adalah 17–60 tahun. Selain itu, pendonor harus cukup tidur (minimal 4–6 jam), makan teratur, dan menjaga hidrasi sebelum mendonorkan darah.
“Dengan demikian, setelah ditolak, kita jangan berkecil hati. Alasan penolakan kita jadikan evaluasi sehingga dapat memperbaiki kondisi tersebut. Contohnya, jika Hb rendah, konsumsi makanan tinggi zat besi seperti bayam, hati, atau daging merah kemudian ikuti panduan waktu tunggu, semisal menunggu 6 bulan setelah mendapatkan tato atau operasi,” ujar dr Fadli Ambara, MARS.
Follow Berita infotangerang.co.id di Google News
(Mad/Rdk)